Unggulan
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Ilmu Budaya Dasar [tugas 1]
Nama:Swieta Nurjanah Hetty
Npm:16118887
Tugas:Pruduk budaya salah satu suku di indonesia
Tradisi Padusan Menyambut Bulan Ramadan
tradisi padusan menyambut bulan ramadhan |
Seluruh umat islam di
dunia selalu melakukan persiapan ketika hendak menyambut buln suci Ramadan.
Persiapan tersebut terlalu identic dengan proses penyucian diri, jiwa, serta
kegiatan-kegiatan yang dapat meningkatkan amalan ibadah.
Di Indonesia sendiri, terdapat ragam kegiatan
yang bias dilakukan masyarakat dalam rangka menyambut datangnya Ramadan. Di
Yogyakarta dan Jawa Tengah, misalnya, msyarakat kerap berduyun-duyun membasuh
atau memandikan diri mereka di sumur atau sumber-sumber mata air. Kegiatan tersebut
dikenal dengan istilah tradisi padusan.
Padusan berasala dari
kata dasar adus yang berarti mandi. Dalam pengertian budaya, padusan merupakan
tradisi masyarakat untuk membersihkan diri atau mandi besar dengan maksud
mensucikan raga dan jiwa dalam rangka menyambut datangnya hari ataupun bulan
istiewa, seperti bulan Ramdhan, Hari Idul Fitri, dan Hari Idhul Adha.
Dalam rangkaian
penyambutan Bulan Suci Ramdhan, ummat Islam di Nusantara memiliki beraneka
ragam cara dan tradisi. Khususnya bagi masyarakat Jawa, dalam berbagai
kesempatan pengajian di bulan Rajab, para kiai, ulama, dan ustadz dalam
berbagai kesempata pengajian sudah mewanti-wanti dengan wasiat bahwa Rajab
adalah bulannya Allah, Ruwah Sya'ban adalah bulannya Rasul, sedangkan Ramadan
adalah bulannya umat Islam. Maka tradisi mengajarkan mualai bulan Rajab itulah
ummat Islam harus sudah ancang-ancang mempersiapkan diri akan datangnya bualan
yang memiliki malam yang melebihi kemuliaan seribu bulan.
Tradisi padusan
diyakini telah diwariskan secara trun menurun dari para leluhur. Namun memang
tidak ada aturan baku tentang bagaimana harus melakukan proses padusan. Kendati
demikian, masyarakat baiasanya melaksanakan tradisi ini beramai-ramai di sumur
atau sumber mata air.
Padusan merupakan
tradisi untuk menyambut datangnya bulan Ramdhan. Tradisi ini dilakukan dengan
berendam atau mandi di sumur-sumur atau sumber mata air. Tradisi padusan
memiliki makna membersihkan jiwa dan raga seseorag yang akan melakukan ibadah
puasa, sehungga bersih secara lahir dan batin.
Jika pada bulan rajab
diperingati peristiwa Isra' Mi'raj, maka dibulan Ruwah umat islam mengamalkan
ajaran atau memuliakan dan berbakti kepada orang tua, wabil khusus kepada ruh
oaring tua yang telah meninggal dengan cara mengirimkan doa dan memohonkan ampunan
dalam serangkaian acara sadranan atau nyadran. Hal ini dimaksudkan agar pada
saatnya Bulan Ramdhan tiba, ummat Islam sudah siap lahir dan meraih
keutamaan-keutamaan hikmah bulan ramadan.
Di bebrapa tempat,
padusan memang masih menyimpan kesakralanya. Namun di sejumlah tempat lain,
terutama diderah perkotaan, ritual padusan telah menjadi komoditi pariwisata.
Masyarakat lupa bahwa padusan itu bukan sekedar mandi dan keramas menjelang
puasa. Namun lebih kepada pembersihan raga dan jiwa sehingga benar-benar
bersih, suci, dan siap untuk berpuasa. Begitulah kata kanjeng Raden Tumenggung,
seorang budayawan di Solo, Jawa Tengah. Tradisi padusan, lanjut Kalinggo, sudah
kehilangan ruhnya. Apalagi belakangan ini ritual padusan mulai dijual demi
kepentingan pariwisata. Bahkan banyak temapt-tempat padusan yang dilengkapi
dengan panggung dangdut. Nilai sakral mulai ditinggalkan, tetapi lebih menegjar
pada ju,lah pengunjung. Semakin banyak orang dating, maka semakin banyak pula
tiket yang terjual. Tradisi padusan yang sesungguhnya merupakan tahap akhir
dari prosesi pembersihan diri sebelum puasa.
Setiap komunitas
masyarakat pasti akan selalu melahirkan sebuah budaya. Selain sebagai
kebutuhan. Budaya juga merupakan konsekuensi sosiologis orang bermasyarakat.
Masyarakat dimanapun di dunia pasti mempunyai budaya lokal. Bagaimanapun sebuah
budaya telah berhasil dihilangkan orang, maka otomatis di masyarakat tersebut
akan lahir budaya baru, begitu sterusnya. Kadang-kadang keinginan seseorang
untuk merubah suatu tradisi akan menjadi tidak bijaksana ketika tidak dibarengi
dengan budaya tandingan, karena sudah tentu akan mendapat perlawanan dari
masyarakat. Dan jika perubahan cenderung di paksakan, dan seandainya tradisi
itu kemudian berhasil dirapuhkan maka suatu masyarakat itu relatif akan
berganti dengan budaya lain yang jauh dari kekompakan.
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Postingan Populer
Konsep Dasar Animasi dan Prinsip Dasar Animasi
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
inovasi SI & new technology [tugas ke-1]
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Komentar
Posting Komentar